Assalamu'alaikum wr. wb " Kami Pengurus mengajak kepada bapak/ibu/saudara donatur/pembaca blogpanti yang ingin berinvestasi akhirat utk pembebasan tanah panti permeter : 250.000.yang masih kurang 35 juta.jika berminat hbg bendahara Hj,sri Murtini :081328838320/0274 773720/774230/langsung transfer ke no.rekening panti BRI cab.wates no.0152.01.003706-50-5 Cq H.Anwarudin. semoga menjadi sebab-sebab kemudahan dan khusnulkhotimah

Kamis, 13 November 2008

PENYAKIT YANG MEMBINASAKAN UMMAT TERDAHULU

Oleh : Tohari bin Misro Al-Maduri
Pengasuh Panti Asuhan Muh Keriyanan Wates KulonProgo
In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful
إِنْ تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكَ مُصِيبَةٌ يَقُولُوا قَدْ أَخَذْنَا أَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَهُمْ فَرِحُونَ
Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya kami sebelumnya Telah memperhatikan urusan kami (Tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira. ( QS : At-Taubah : 50 )
Ulama Tafsir mengkaitkan ayat ini dengan penyakit yang menimpa umat-umat terdahulu dan mereka menjadi binasa didunia dan akhirat. Yaitu penyakit hasad. Berkata Asy-Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullahu ketika menafsirkan ayat وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ “ dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki “ Adapun kata al-hasid ialah seseorang yang benci terhadap orang lain karena mendapat nikmat Allah.” jika seseorang mendapat nikmat berupa harta, kedudukan, ilmu dan lainnya, dada mereka terasa sesak sehingga muncul sikap iri. Orang yang hasad ada dua.
1. Seseorang yang benci terhadap orang lain karena mendapat nikmat Allah. tapi tidak berbuat sesuatu untuk mencelakakannya hanya dalam hati saja.
2. Seseorang yang benci terhadap orang lain karena mendapat nikmat Allah. dengan dibarengi dengan berbuat sesuatu untuk mencelakakannya.
Al-Imam Hasan Al-Bashri pernah ditanya " Apakah seorang muslim (memiliki sifat) hasad? beliau menjawab " Begitu cepatnya engkau lupa (tentang kisah hasad) saudara-saudara Nabi Yusuf. Namun sembunyikanlah hasad itu dalam dadamu. Hal itu tidak akan membahayakanmu selagi tidak ditampakkan dengan tangan dan lisan.
( Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyah : 10/125 )
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ
Tidak ada hasad atau iri-yang disukai-kecuali dalam dua perkara; yaitu seorang yang diberi pemahaman Al-Qur'an lalu mengamalkanya diwaktu-waktu malam dan siang; dan seorang yang Allah beri harta lalu menginfakkannya diwaktu malam dan siang .
( HR : Muslim : 1350 )
A. Sebab-sebab timbulnya hasad
1. Permusuhan dan kebencian
Seseorang, jika disakiti oleh orang lain, akan muncul rasa benci dan rasa dengki dalam hatinya, lalu berusaha dia membalasnya. Kalau orang yang dbencinya itu mendapatkan kesusahan, dia merasa senang dan gembira,
sebaliknya jika mendapatkan keberuntungan, baik berupa harta, kedudukan atau yang lain bertambahlah rasa benci dan dengki dalam hatinya
2. Sombong dan Takabbur
Makna sombong sebagaimana sabda Nabi :
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia ( HR. Muslim : 91 ) Berkata Imam Arghib Al-Asfahani Rahimahullahu ketika mengumentari hadis diatas :" Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirnya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari yang lain. Kesombongan yang paling parah adalah menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk pada Allah baik berupa ketaatan maupun dalam mengesakan ( Fathul bari' 10/601 ) Dan Mintalah do'a pada orang-orang yang lemah ( miskin/anak yatim ) dan jauhilah sikap sombong yang merupakan sifat penghuni neraka jahannam. Nabi bersabda :
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ قَالُوا بَلَى قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعِّفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ ثُمَّ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
Maukah aku kabarkan pada kalian tentang penghuni surga ?mereka menjawab serentak." Mau wahai rasulullah." Rasulullah melanjutkan sabdanya " Para penghuni surga adalah orang-orang yang lemah lagi direndahkan oleh manusia. Andai ia berdo'a kepada Allah pasti akan dikabulkan." Kemudian beliau bertanya kembali." Maukah aku kabarkan pada kalian penghuni neraka ? Mereka menjawab, Mau wahai Rasulullah." Rasulullah bersabda " Para penghuni neraka adalah orang-orang yang paling keras kepala, kasar, lagi sombong ( HR. Muslim : 5092 )
Seseorang melihat saudaranya mendapat harta atau kedudukan maka dia khawatir saudaranya itu akan melebihinya atau menganggap dirinya paling segala-galanya dari yang lain.
3. Gila/Ambisi Kekuasaan. Jika seseorang mempunyai sikap gila/ambisi kedudukan biasanya tidak rela jika ada orang lain yang setara dengan kekuasaannya, dan suka kedudukan orang lain itu hilang. Semua itu tidak lain karena adanya rasa dengki pada dirinya. ( Ya Allah jauhkan sifat ini dari diri dan keluarga kami …. )
4. Buruknya hati dan mempunyai sifat bakhil Terkadang kita temui seseorang jika diceritakan keutamaan seseorang berupa karunia Allah timbul rasa tidak senang dan dadanya terasa sesak. Dan sebaliknya jika mendengar saudaranya tertimpa musibah atau kesempitan, dia merasa senang dan gembira.bahkan semua orang yang mendapat nitmat Allah dia tidak suka dan bakhil pada dirinya sendiri.
B.Ada 8 sebab seorang muslim akan terhindar dari kejahatan orang yang hasad :
Berlindung kepada Allah dengan membentengi diri dengan dzikir-dzikir yang tuntunkan oleh Nabi. Seperti merutinkan membaca Ayat kursi dan surat al-ikhlas, al-falaq dan an-nas tiap selesai sholat yang lima waktu dan ketika akan mendatang tempat tidur. ( silahkan amalkan dzkir dan do'a yang ada pada hal.3 )
Bertaqwa kepada Allah dengan menjalankan perintah dan larangan-Nya. Sebab ketika seseorang bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa maka Allah akan menjaganya
Tawakkal dan bersabar kepada Allah. Inilah dua sifat yang menyebabkan pertolongan Allah datang kepada para sahabat Nabi
Mengosongkan hati dari sibuk memikirkan orang yang hasad kepada dirinya. Setiap kali terbetik dibenak, ia menepisnya dan memikir sesuatu yang lebih bermanfaat. Ia melihat bahwa di antara siksaan batin yang besar adalah sibuk memikirkan musuhnya.
Mengarahkan dan mengikhlaskan hati dengan dilandasi perasaan cinta dan pengagungan ketika menjalankan ibadah kepada Allah
Bertaubatlah kepada Allah dari segala dosa. Karena seseorang dapat dikuasai musuhnya karena perbuatan dosa yang dilakukannya bahkan sebab-sebab datangnya musibah dimuka bumi ini karena perbuatan dosa sebagian penduduk disuatu negeri.
Bersedekah dan berbuat baiklah semampunya. Karena hal itu akan memiliki pengaruh yang kuat dalam menangkal bencana, mata jahat, dan kejelekan orang yang jahat.
Memurnikan tauhid. Karena makhluk ini ada yang menggerakkannya. Tidaklah makhluk mendapatkan manfaat dan mudharat kecuali seijin penciptanya. Jika seseorang memurnikan tauhid maka hilanglah ketakutan kepada selain Allah dari hatinya. Musuhnya menjadi lebih ringan dimatanya daripada ditakuti bersama Allah. Ia memandang bahwa menggunakan pikirannya untuk memikirkan musuhnya adalah bentuk lemahnya tauhid. Karena, jika ia telah memurnikan tauhid, niscaya dalam hatinya ada kesibukan tersendiri (diringkas dari kitab At-Tafsirul Qayyim lil Imam Ibnul Qayyim, lihat hal, 585-594)
Lalu perhatikan dan renungilah sabda Nabi dibawah ini :
عَنِ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَطْلُعُ عَلَيْكُمْ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَطَلَعَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ تَنْطِفُ لِحْيَتُهُ مِنْ وُضُوئِهِ قَدْ تَعَلَّقَ نَعْلَيْهِ فِي يَدِهِ الشِّمَالِ فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ ذَلِكَ فَطَلَعَ ذَلِكَ الرَّجُلُ مِثْلَ الْمَرَّةِ الْأُولَى فَلَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الثَّالِثُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ مَقَالَتِهِ أَيْضًا فَطَلَعَ ذَلِكَ الرَّجُلُ عَلَى مِثْلِ حَالِهِ الْأُولَى فَلَمَّا قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبِعَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ فَقَالَ إِنِّي لَاحَيْتُ أَبِي فَأَقْسَمْتُ أَنْ لَا أَدْخُلَ عَلَيْهِ ثَلَاثًا فَإِنْ رَأَيْتَ أَنْ تُؤْوِيَنِي إِلَيْكَ حَتَّى تَمْضِيَ فَعَلْتَ قَالَ نَعَمْ قَالَ أَنَسٌ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ يُحَدِّثُ أَنَّهُ بَاتَ مَعَهُ تِلْكَ اللَّيَالِي الثَّلَاثَ فَلَمْ يَرَهُ يَقُومُ مِنْ اللَّيْلِ شَيْئًا غَيْرَ أَنَّهُ إِذَا تَعَارَّ وَتَقَلَّبَ عَلَى فِرَاشِهِ ذَكَرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَكَبَّرَ حَتَّى يَقُومَ لِصَلَاةِ الْفَجْرِ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ غَيْرَ أَنِّي لَمْ أَسْمَعْهُ يَقُولُ إِلَّا خَيْرًا فَلَمَّا مَضَتْ الثَّلَاثُ لَيَالٍ وَكِدْتُ أَنْ أَحْتَقِرَ عَمَلَهُ قُلْتُ يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنِّي لَمْ يَكُنْ بَيْنِي وَبَيْنَ أَبِي غَضَبٌ وَلَا هَجْرٌ ثَمَّ وَلَكِنْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَكَ ثَلَاثَ مِرَارٍ يَطْلُعُ عَلَيْكُمْ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَطَلَعْتَ أَنْتَ الثَّلَاثَ مِرَارٍ فَأَرَدْتُ أَنْ آوِيَ إِلَيْكَ لِأَنْظُرَ مَا عَمَلُكَ فَأَقْتَدِيَ بِهِ فَلَمْ أَرَكَ تَعْمَلُ كَثِيرَ عَمَلٍ فَمَا الَّذِي بَلَغَ بِكَ مَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ قَالَ فَلَمَّا وَلَّيْتُ دَعَانِي فَقَالَ مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ فِي نَفْسِي لِأَحَدٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ غِشًّا وَلَا أَحْسُدُ أَحَدًا عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ اللَّهُ إِيَّاهُ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ هَذِهِ الَّتِي بَلَغَتْ بِكَ وَهِيَ الَّتِي لَا نُطِيق

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: Dahulu kami duduk-duduk bersama Nabi. Lalu beliau bersabda " SEKARANG AKAN MUNCUL KEPADA KALIAN DARI JALAN INI, SEORANG LELAKI DARI PENGHUNI SURGA " Anas berkata: Lalu muncullah seorang lelaki dari kalangan anshor, jenggotnya meneteskan air karena wudhu'. Orang tersebut mengikatkan kedua sandalnya ditangan kirinya. Orang itupun mengucapkan salam. Keesokan harinya, Keesokan harinya Nabi mengucapkan yang seperti itu. Muncul lagi lelaki itu seperti pada kali yang pertama. Hari ketiga, Nabi mengucapkan hal yang sama, dan muncul lagi lelaki itu seperti keadaaan yang pertama.
Tatkala Nabi telah berdiri, lelaki itu diikuti oleh Abdullah bin Amr bin Al-Ash. Kemudian Abdullah berkata " Sesungguhnya aku bertengkar dengan ayahku, lalu aku bersumpah untuk tidak masuk kepadanya selama tiga ( hari ). Jika engkau mempersilahkan aku tinggal dirumahmu hingga lewat tiga hari, maka aku akan lakukan. Lelaki itu berkata:" Ya.Anas berkata:" adalah Abdullah bin Amr-bercerita bahwa ia menginap bersamanya selama tiga malam. Anas berkata lagi: Ia tidak melihat lelaki itu shalat malam sedikitpun. Hanya saja bila ia terbangun dari tidurnya dimalam hari dan menggerakkan ( tubuhnya ) diatas kasurnya, ia berzikir kepada Allah dan bertakbir, sampai ia bangun untuk shalat fajar. Hanya saja, jika ia terbangun dimalam hari, ia tidak berucap kecuali kebaikan. Abdullah bin Amr berkata:" Tatkala tiga malam itu berlalu, dan aku hampir menganggap remeh amalannya, aku berkata " Wahai hamba Allah, (sebenarnya) tidak ada ketegangan dan pemboikotan antara aku dengan ayahku. Namun aku mendengar Rasulullah berucap ( tiga kali ):" Sekarang akan muncul kepada kalian seorang penduduk surga.'Lalu engkau muncul. Tigakali. Saya ingin tinggal menginap ditempatmu sehingga aku tahu apa amalanmu?. Namun aku tidak melihat engkau banyak beramal. Apa gerangan yang menyebabkanmu kedudukanmu sampai seperti yang disabdakan Rasulullah ? Dia menjawab " tidak ada, kecuali yang kamu lihat.' Abdullah bin Amr berkata: aku pun meninggalkannya. Tatkala aku berpaling. Ia memanggilku sembari berkata " Aku tidak punya amalan (yang menonjol) kecuali apa yang engkau lihat. Hanya saja aku tidak dapatkan dalam diriku kedengkian terhadap seorangpun dari kaum muslimin. Dan aku tidak hasad kepadanya atas kebaikan yang Allah berikan kepadanya. Abdullah bin amr Al-Ash berkata;" Inilah hal yang menyampaikan engkau kepada kedudukan itu. Dan inilah yang tidak dimampui ( susah dilaksanakan )
( HR. Ahmad Juz 3/hal 122/ Al-Baihaqi dalam syu'abul iman 12/8-9,no.6181 )

وبالله التوفيق

Tidak ada komentar:

Posting Komentar